Pagelaran
GSF 2019 yang mengangkat tema pendidikan anti korupsi seakan menjadi magnet
tersendiri bagi warga SMP Negeri 14 Malang. Green
School Festival yang notabene adalah even tentang kebersihan lingkungan, pada tahun ini dipadukan dengan
unsur pendidikan karakter, khususnya karakter anti korupsi. Hal ini mendapat
sambutan yang sangat antusias dari beberapa peserta, khususnya SMP Negeri 14
Malang. Bagaimana tidak? Dengan perpaduan yang cukup unik antara tema anti
korupsi yang terkandung dalam even kebersihan memunculkan gairah tersendiri
bagi para simpatisannya. Even tahunan yang selalu dilaksanakan sekitar bulan September hingga
Oktober ini merupakan tolok ukur penilaian terhadap konsistensi lingkungan,
khususnya kebersihan dan pemanfaatan sumber daya di sekolah.
Even tahunan yang diselenggarakan
oleh Radar Malang yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Malang telah
secara rutin digelar pada tiap tahunnya. Inovasi baru bermunculan dari berbagai
sekolah pada setiap perhelatannya. SMP Negeri 14 Malang, pada tahun ini seperti
mendapat “durian runtuh” karena tema yang digagas sesuai dengan karakteristik
yang digaungkan selama ini. Karakteristik yang ditonjolkan yaitu sekolah
berbudaya, bersih, inovatif, asri, dan rapi atau yang lebih dikenal dengan
jargon Sekolah Berbinar.
Pemilihan nama Berbinar ini memiliki
filosofi yang sangat sesuai dengan tema yang digagas. Diawali dengan berbudaya
dan bersih, disiratkan bahwa sekolah ini menjunjung tinggi kebudayaan dan
kebersihan. Bukan hanya bersih secara harfiah, namun juga bersih dalam artian
terhadap tindakan yang tidak sesuai dengan nilai luhur pendidikan. Kebersihan
dalam hal apapun tidak hanya dalam jargon semata, namun kebersihan itu
diwujudkan dan dibudayakan. Pewujudan tersebut dapat dilihat dari karakter
bersih secara lingkungan yang selama ini diterapkan, juga bersih terhadap
berbagai tindakan tidak terpuji dalam hal korupsi, baik korupsi secara materi
maupun waktu. Kedisiplinan dan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah tidak
hanya diperuntukkan kepada siswa, namun juga kepada seluruh warga sekolah, baik
guru, karyawan, petugas kebersihan, security,
hingga kepala sekolah sekalipun.
Inovasi yang ditonjolkan juga tidak
kalah menarik. Hal ini karena pada beberapa tahun terakhir, semenjak SMP Negeri
14 Malang menjuarai pagelaran GSF. Sekolah ini semakin menunjukkan prospek ke arah yang lebih baik, sebagai
contoh adalah penerapan sejuta biopori, budidamber (budidaya dalam ember), aquaphonic, dan berbagai inovasi lain
yang tentu merupakan hasil pengembangan selama ini. Selain inovasi, sekolah
yang terletak di kawasan perumahan elite Kota Malang ini juga menyuguhkan keasrian dan kerapian yang hakiki. Keasrian yang terwujud dari
rindangnya pepohonan dan tanaman yang dirawat rapi hasil sinergi seluruh
komponen sekolah.
Penilaian terhadap kematangan dalam
partisipasinya bergelut dalam GSF 2019 dilaksanakan pada hari Senin, 8 Oktober
2019. Penilaian yang dilaksanakan pada pagi hari, tepatnya pada pukul 7.30 WIB
diawali dengan sambutan berupa sholawat hadrah yang digawangi oleh siswa yang
tergabung dalam ekskul BDI (Badan Dakwah Islam) sekolah. Dipimpin oleh Dzikri,
anggota ekskul menyambut ketiga dewan juri mulai dari depan pintu gerbang
hingga disambut oleh atraksi dari team Paskibra yang dibina oleh Bapak Dimas Aryo. Sambutan terhadap juri semakin
dimeriahkan oleh pertunjukkan fashion dari perwakilan bidadari sekolah. Uniknya, fashion yang disuguhkan merupakan perpaduan kecantikan yang natural dalam balutan bahan hasil daur ulang.
Perjalanan dewan juri dibagi menjadi
beberapa bagian, mulai dari dewan juri yang menilai masalah administrasi
sekolah, dewan juri yang mencermati peta issue,
hingga dewan juri yang berkeliling sekolah untuk memastikan betapa Berbinar SMP negeri 14 Malang ini dalam
menyambut GSF, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesempatan lain, terpantau secara
bergantian dewan juri yang singgah sejenak untuk mencermati Mading Tiga Dimensi
hasil karya perpaduan siswa pilihan dan beberapa guru yang memiliki cita rasa
seni yang elegan. Mading Tiga Dimensi yang berjargon Sinergi Pendidikan Anti
Korupsi sukses membuat juri terpukau dan sesekali menggali kedalaman maksud dari
jargon tersebut.
Di akhir penilaian, dihidangkan
lezatnya bakso lele yang dipadu dengan segarnya dawet lele. Olahan produk dari
ikan lele ini adalah hasil dari Budidamber (budidaya dalam ember) yang
memadukan budidaya ikan lele dan sayur kangkung. Adapun produk yang diunggulkan
adalah aneka olahan lele yang meliputi kedua makanan yang telah disebutkan tadi
dan juga abon lele. Aneka hasil olahan inilah yang menjadi penutup bagi dewan
juri setelah hampir 3 jam singgah.
Harapan warga sekolah perihal even
GSF tidak semata untuk meraih kemenangan. Lebih dari itu, harapan yang
sesungguhnya adalah konsistensi yang terjalin erat baik saat even ataupun
tidak. Konsistensi tidak dapat dilakukan oleh salah satu atau beberapa oknum
saja, akan tetapi membutuhkan sinergi yang bersatu padu, satu visi dan misi
demi SMP Negeri 14 Malang tercinta. Sinergi harus dilaksanakan, konsistensi
harus dipertahankan. Sekolah Berbinar untuk pendidikan anti korupsi.
Oleh:
Angga Prasetyo, S.Pd