HUT Ke-77 Republik Indonesia
Serah Terima Jabatan Kepala Sekolah dari Bapak Drs. Sukarji, M.Pd kepada Ibu Umi Kulsum, S.Pd

Hari Santri 2019 "Hubbul Wathon Minnal Iman"

Rabu, 23 Oktober 2019 14:08:28 - oleh : admin
Bagikan Artikel Ini Di

           

 

Hari santri yang sudah beberapa tahun ini diperingati di Indonesia memunculkan euforia tersendiri para pelajar. Di Kota Malang, semua sekolah memperingati hari santri yang jatuh setiap 22 Oktober, tidak terkecuali di SMP Negeri 14 Malang. Peringatan ini diselenggarakan dengan penuh antusias oleh seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, karyawan, dan para penjual makanan di kantin. Antusiasme ini terlihat dari berjalanannya instruksi dari Bapak Kepala Sekolah untuk menggunakan busana yang lazim dikenakan oleh santri, seperti bersarung dan bersongkok bagi lelaki, dan berjilbab bagi perempuan.

 

 

     Peringatan hari santri yang begitu meriah memunculkan kesan pada hari tersebut SMP Negeri 14 Malang lebih nampak seperti Madrasah, bukan seperti sekolah pada hari biasanya. Hal ini karena nuansa islami yang terpampang jelas melalui busana yang dikenakan. Kegiatan diawali dengan pelajaran bersama seperti biasa, namun ditengah pelajaran sekitar pukul 8 pagi, siswa diinstruksikan untuk berkumpul di lapangan basket guna melaksanakan apel. Seluruh siswa yang berkumpul dibariskan sesuai dengan tingkat dan kelas masing-masing. Dengan baris yang menghadap ke selatan, barisan diawali dari deret sebelah kiri lapangan. Dimulai dari kelas 9.1 hingga 9 terbuka, lalu dilanjutkan kelas 8.1 hingga 8 Terbuka, dan dilanjutkan kelas 7.1 hingga 7.8.

 

 

      Setelah seluruh siswa berbaris dengan rapi dan tertib maka kegiatan apel dapat dilaksanakan. Siswa kelas 9 yang bernama M. Rio Ferdinand bertugas sebagai pemimpin apel dibantu dengan rekan paskibra lainnya. Kegiatan apel berlangsung khidmat walaupun terik matahari cukup terasa menyengat. Apel peringatan hari santri ini diisi oleh Ustadz Machmud Solecha selaku pembina apel. Dalam nasihatnya, beliau menghimbau kepada seluruh warga sekolah untuk senantiasa menjaga semangat pendidikan, layaknya santri yang berguru kepada kyai di pondok pesantren. Masih menurut beliau, sebenarnya hakikat pelajar dan santri adalah sama-sama menuntut ilmu, maka harusnya kita sebagai pelajar harus lebih tawadhu’ dalam perjuangan memperoleh ilmu di sekolah. Belajar layaknya santri tidak hanya sebatas pada cara memperoleh ilmu, akan tetapi juga kekompakan terhadap sesama siswa yang harus lebih solid. Kesolidan ini diupayakan agar jaringan pertemanan antar siswa lebih akrab dan unsur persaudaraannya lebih terjalin kuat. Upaya mempererat tali persaudaraan dapat dilakukan dengan cara makan bekal bersama saat jam istirahat. Dengan makan bekal bersama, maka kita dapat saling berbagi atau minimal saling nyicipi makanan yang dibawakan oleh masing-masing orang tua siswa.

 

 

      Dengan peringatan hari santri, diharapkan kepada seluruh warga sekolah untuk dapat mendalami makna pembelajaran yang identik dengan santri. Kegiatan belajar-mengajar harus lebih dioptimalkan karena belajar adalah salah satu wujud untuk berbakti kepada bangsa dan negara. Hal ini senada dengan pesan K.H. Hasyim Asyari yang berbunyi Hubbul Wathon Minal Iman yang artinya Cinta Negara Merupakan Salah Satu Wujud Iman. Dari pesan salah satu tokoh bangsa ini, maka wajib bagi kita selaku pelajar untuk mengamalkan pesan tersebut dengan cara menjadi pelajar yang handal dengan artian pelajar yang belajar dengan penuh kesungguhan.

 

kirim ke teman | versi cetak

Bagikan Artikel Ini Di

Berita "Berita Terkini" Lainnya